Opinions Cerita Tentang Kami Engagement Reports Join Now
Join U-Report, Your voice matters.
CERITA
Berbagi Ilmu Tak Pandang Usia? Mitra Muda & Pengajar Muda Ceritakan Pengalamannya!

Mitra Muda UNICEF menginisiasi sharing session tentang pendidikan dari berbagai daerah dan latar belakang dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Internasional (24/1). 

Bekerja sama dengan @pengajarmuda, (komunitas yang menyalurkan sukarelawan Pengajar ke dearah-daerah terpencil di Indonesia) Mitra Muda menginisiasi Instagram Live Talkshow di @ureportindonesia. Mitra Muda juga melakukan Instagram Takeover @unicefindonesia.

Pada 26-30 Januari 2022 ini, ada berbagai kisah perjuangan yang dibagikan ke 2.000 lebih warganet (tautan tayangan ulang tersedia di akhir artikel).


Alvian Wardhana (kiri atas), Mitra Muda UNICEF asal Kalimantan sebagai Moderator. Tsurayya Hidayat (kanan atas), Gading Aulia (kiri bawah), dan Nurasiyah (kanan bawah), para Pengajar Muda sedang menceritakan kisah mereka mengajar di daerah terpencil di Indonesia.

“Tantangan terbesar bagi anak-anak di daerah terpencil khususnya di Papua adalah aksesibilitas pendidikan, meskipun begitu anak-anak di sana tetap punya semangat yang tidak kalah dengan anak-anak di derah lainnya” ujar kak Nurasiyah pada sesi Instagram Live Talkshow membuka cerita pengalaman sebagai Pengajar Muda di Desa Parim, Papua.

Kak Tsurayya Hidayat, Pengajar Muda untuk Desa Bajayau Tengah, Kalimantan Selatan juga menambahkan pengalamannya mengajar di desa terpencil, “Akses pendidikan di daerah tempat aku mengajar sudah sangat meningkat. Banyak sekolah yang sudah dibangun di daerah-daerah terpencil. Guru dan murid pun sudah punya akses internet juga, hal ini tentu penting apalagi di tengah pandemi saat ini” 

“Desa terpencil di bagian Indonesia Barat, anak-anaknya juga tidak kalah semangat dalam belajar, buktinya ada sebuah rumah baca yang selalu ramai dikunjungi anak-anaknya” ujar kak Gading Aulia sebagai Pengajar Muda yang berkesempatan mengajar di Desa Muara Meda, Sumatera Selatan.

Sebagai penutup pada sesi Instagram Live Talkshow, para Pengajar Muda juga memberikan motivasi kepada anak muda untuk bisa berkontribusi dalam memajukan sistem pendidikan di Indonesia, “Butuh lebih banyak anak muda untuk ambil peran serta bagian dalam membentuk sistem pendidikan yang lebih baik!” ujar kak Nurasiyah.

“Bukan tentang seberapa penting, tapi seberapa besar keinginan kita sebagai anak muda dalam memajukan pendidikan. Sebenarnya tidak perlu jauh-jauh untuk memajukan pendidikan, kita bisa mulai dari berbagi ilmu di lingkungan terdekat kita, kok” lanjut kak Gading Aulia menambahkan.

Rangkaian acara dilanjutkan dengan Instagram Takeover atau ambil alih akun Instagram UNICEF Indonesia oleh tiga Mitra Muda UNICEF yang berasal dari latar belakang serta daerah yang berbeda-beda. Yang pertama, ada Dewi Setia Murnie (Lampung), membagikan kisahnya dalam mengenyam pendidikan non-formal di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).




“Meskipun banyak tantangan yang aku hadapi ketika mengenyam pendidikan di PKBM, tapi tak kalah banyak juga pelajaran penting yang aku dapatkan untuk mempersiapkan aku terjun ke dunia kerja, loh!” ujar Dewi ketika dengan semangat berbagi cerita pendidikannya. Dewi juga menambahkan kalau semangat belajar teman-temannya yang datang dari berbagai usia di PKBM, juga sangat mempengaruhi kemajuan dirinya.



Perspektif lain dari perjuangan dalam mengenyam pendidikan diceritakan oleh Arga Bisma Ginanjar (Cianjur), seorang Penyandang Disabilitas Tunadaksa. “Di Sekolah Luar Biasa (SLB)-D Bandung, saya dan teman-teman punya semangat yang tidak kalah tinggi dari anak-anak lainnya untuk terus belajar, bahkan selain aktif di akademik, kami juga berkegiatan di ekstrakurikuler loh seperti Pramuka!” tutur Arga menceritakan kegiatannya saat di Sekolah. Arga pun menutup sesinya dengan memberikan motivasi untuk anak muda. “Dengan menimba ilmu saya dapat berkarya, memotivasi orang lain agar memiliki keinginan untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya”.

  1. “Bersama dengan komunitas yang aku bangun, kami terjun ke desa-desa terpencil di Kalimantan Selatan untuk bisa berbagi ilmu dengan masyarakat adat disana. Kegiatan yang kami lakukan seperti membuat sesi belajar di Balai Adat, membuat beberapa rumah baca dan tak jarang juga kami melakukan pembelajaran di alam terbuka” ungkap Alvian Wardhana (Tanah Laut) saat membagikan kisahnya dalam memperjuangan pendidikan masyarakat adat. “Tantangan terbesar yang kami hadapi adalah stigma masyarakat, memang anak muda bisa apa sih. Meskipun begitu, kami tetap yakin kalau kami berada di jalan yang benar”.

    Banyak warganet yang memberikan komentar positif, “Yang paling aku inget salah satu kalimat dari kakak pembicara Pengajar Muda bilang, kemajuan teknologi itu harus diimbangi juga dengan kemajuan pikiran si Penggunanya” komentar akun @liskarismayani.

    Apresiasi juga diberikan @irn.mndy18, “...salah satu pesan yang saya suka dan membuat saya speechless adalah ketika kak Alvian mengatakan bahwa dia dan komunitasnya sadar bahwa mereka berjalan di jalan yang tepat dalam memperjuangkan harapan dan mimpi dari anak-anak desa terdalam, that's incredible!

    Sudah sepatutnya kita untuk berkontribusi dalam memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada anak bangsa!” ucap @int_vinnnn yang mendukung pendidikan berkualitas. 

    Semoga pendidikan berkualitas bisa dirasakan oleh setiap anak muda di seluruh dunia, tak peduli latar belakang maupun asal darahnya! Selamat Hari Pendidikan Internasional!.


    Tautan tayangan ulang:

    1. 1. Instagram Live U-Report: klik di sini
    2. Instagram Takeover UNICEF: klik di sini

  2. Artikel ditulis oleh: Priyo Anggara

    Disunting oleh: Tim U-Report Indonesia

See by the numbers how we are engaging youth voices for positive social change.
EXPLORE ENGAGEMENT
UNICEF logo