Ada banyak peluang berharga yang akan membantu kita mencapai kebebasan dari kerugian dan kerusakan akibat krisis iklim bagi semua anak dan remaja—misalnya, terlibat dalam aksi sederhana dan melakukan advokasi di tingkat nasional hingga internasional.
Salah satu kesempatan terbaik itu yang didapatkan oleh dua Mitra Muda, Amalia Narya Saleha (Bandung) dan Alya Shabira (Sukabumi) adalah menjadi delegasi anak muda untuk menghadiri Conference on Parties (COP) 27 di Sharm El-Sheikh, Mesir pada 7-12 November 2022, merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi dalam kerangka Konferensi Perubahan Iklim oleh United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). Pertemuan ini dihadiri lebih dari 100 pemimpin negara dan perwakilan anak muda untuk mewujudkan upaya dunia dalam permasalahan krisis iklim.
Amalia hadir kegiatan di Mesir secara luring sedangkan Alya berpartisipasi secara daring, pertama Amalia berkesempatan menjadi panelis pada sesi gelar wicara di Nationally Determined Contribution (NDC) Partnership Pavillion (8/11) yang dihadiri oleh pejabat pemerintah dari Indonesia dan Jerman. “Penting sekali untuk bisa menciptakan green jobs atau lapangan pekerjaan ramah lingkungan untuk mitigasi dan adaptasi dengan krisis iklim” jelas Amalia saat ditanyakan terkait aksi yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi krisis iklim.
Gambar 1 Amalia menjadi Panelis di NDC Partnership Pavilion COP27, Sharm El-Sheikh Mesir
Amalia juga menjadi moderator di Paviliun Indonesia untuk gelar wicara Towards Child-Centred Climate yang diselenggarakan oleh UNICEF dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Dihadiri oleh para pemangku kepentingan dan tak ketinggalan ada 20 perwakilan anak muda untuk saling berdiskusi dan memberikan pendapat terkait tema 'Menuju Aksi Energi dan Lingkungan yang Berpusat pada Anak dan Pembangunan Ketahanan.'