Opinions Cerita Tentang Kami Engagement Reports Join Now
Join U-Report, Your voice matters.
CERITA
Lokakarya #JagaBareng Wujud Pengarusutamaan Anak Muda dalam Isu Kekerasan dan Eksploitasi Anak di Ruang Daring

Lokakarya #JagaBareng: Wujud Pengarusutamaan Anak Muda dalam Isu Kekerasan dan Eksploitasi Anak di Ruang Daring


Padat, penuh wawasan, dan cheerful (menyenangkan). Demikian kata-kata yang mampu mewakili lokakarya #JagaBareng yang diinisiasi UNICEF Indonesia pada (20/05) silam yang berlokasi di World Trade Center (WTC) 3, Jakarta Selatan. Kegiatan lokakarya ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas generasi muda dalam pencegahan dan penanganan isu Online Child Sexual Exploitation and Abuse (OCSEA) / (Perlindungan Eksploitasi Seksual dan Kekerasan Terhadap Anak Secara Daring)  yang juga sebagai wujud implementasi modul pelatihan yang disusun dari hasil kerjasama UNICEF Indonesia dengan Yayasan Setara. 


Gambar 1. Lokakarya #JagaBareng untuk cegah dan tangkal OCSEA 


Sesuai dengan tema yang diusung, yakni “Anak Muda Aktif Beraksi bersama Mencegah dan Melawan Kekerasan Seksual Anak di Ranah Daring”, UNICEF Indonesia pun mengundang langsung 10 kelompok anak muda yang terdiri dari 29 orang terpilih. Mereka terpilih dari 2.163 anak muda yang sebelumnya mengikuti worskhop daring #JagaBareng dan telah melalui proses seleksi ketat dengan melibatkan beberapa panelis ahli–seperti pemerhati isu anak, campaign specialist, dan IT specialist–sehingga pada akhirnya terpilihlah mereka yang dinilai memiliki proposal kampanye dengan pendekatan yang segar, detail yang terperinci, serta mampu memfasilitasi tujuan dari kampanye #JagaBareng itu sendiri.   


Sehari sebelum lokakarya berlangsung, para peserta yang berasal dari berbagai daerah telah tiba untuk mendapatkan pembekalan sebelum acara pada sesi technical meeting (19/05). Kegiatan ini diawali dengan sesi perkenalan antara para peserta dengan fasilitator yang terdiri dari Mitra Muda UNICEF, yang kemudian dilanjutkan dengan pemaparan singkat terkait detail kegiatan yang akan dilakukan esok hari. Di akhir sesi technical meeting, para peserta pun diajak untuk menyampaikan ekspektasi dan harapan terkait kegiatan yang akan mereka ikuti. 


Semua keseruan bermula ketika dengan antusiasnya, para peserta didampingi oleh para fasilitator untuk kali pertama saling mengenal satu sama lain sembari Kak Tanti sebagai perwakilan UNICEF Indonesia memberikan pengarahan singkat terkait detail kegiatan yang akan dilakukan. Pada akhir sesi, beberapa dari peserta pun menyampaikan ekspektasi dan harapan ke depan soal rangkaian aktivitas yang akan mereka lalui. 



Kegiatan diawali dengan sesi pembukaan secara virtual oleh bapak Nahar Sazah, SH., M.Si. selaku perwakilan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).


Setelahnya, Ibu Milen selaku Kepala Perlindungan Anak, UNICEF Indonesia juga memaparkan, “perlu menjadi perhatian bahwa internet selain memberikan akses tiada batas, secara bersamaan juga memposisikan anak selangkah lebih dekat dengan pelecehan dan eksploitasi di ruang Daring, maka dari itu UNICEF Indonesia mengajak berbagai komponen dan lapirasn masyarakat untuk ikut serta menjaga setiap Anak agar terlindungi dari resiko OSCEA, sehingga dapat menikmati manfaat dari dunia maya. Ajakan untuk saling menjaga setiap anak ini diberi nama #JagaBareng”, ketika membuka acara secara resmi.


Gambar 2. Sambutan sekaligus pembukaan oleh Ibu Milen Kidane 


Beranjak kemudian, sesi pemaparan dan diskusi terbuka soal rencana kampanye #JagaBareng pun menempati rangkaian kegiatan berikutnya yang mana tiap-tiap kelompok diharuskan memaparkan secara langsung rencana tindak lanjut yang akan direalisasikan di daerah masing-masing. Dalam prosesnya, tiap kelompok juga akan mendapat umpan balik secara langsung dari para panelis.


Beberapa di antara kelompok-kelompok tersebut pun membawa langsung media yang akan digunakan seperti halnya kelompok WISTARA (beranggotakan Nurul dan Diva) yang membawa prototype media kampanye berupa augmented reality (AR). Kelompok lain seperti SAPA ANAK (beranggotakan Putri, Shafania, dan Christina) bahkan memaparkan soal aplikasi bernama SAPAKS yang akan mereka gunakan sebagai kanal dukungan bagi anak-anak yang mengalami kekerasan seksual.


Gambar 3. Salah satu kelompok sedang memaparkan Ide Kampanye OCSEA 


Seusai rehat makan siang, sesi lokakarya pun dilanjutkan dengan pengembangan kapasitas mengenai “Pencegahan dan Penanganan Eksploitasi dan Kekerasan Seksual Pada Anak di Ranah Daring” yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para peserta dalam memfasilitasi materi mengenai OCSEA sebagai bekal yang akan mereka gunakan nanti ketika hendak mengeksekusi program yang sudah mereka paparkan di daerah masing-masing. Pada eksekusinya, sesi ini terbagi menjadi lima materi, yaitu 1) Mengenal gender, eksploitasi dan penyalahgunaan seksual terhadap anak, 2) Pemahaman mengenai OCSEA dan Kekerasan Berbasis Gender secara Online (KBGO), 3) Pencegahan OCSEA dan KBGO, 4) Perlindungan dari OCSEA dan KBGO, serta 5) Langkah aksi dan pelaporan OCSEA - KBGO oleh anak dan remaja yang difasilitasi oleh Mitra Muda UNICEF Indonesia yaitu Alif, Bayu, Itin, Erwin, Eliana, dan Maria melalui serangkaian diskusi partisipatif, nyanyian edukatif, dan permainan yang interaktif. 


Gambar 4. Peserta berdiskusi kelompok mengenai studi kasus 


Selanjutnya adalah penyerahan dukungan seed funding (pendanaan kegiatan) yang diwakili oleh Ibu Milen Kidane kepada masing-masing kelompok sebagai stimulus bagi para peserta dalam mengimplementasikan proyek kampanye yang sebelumnya sudah disusun. Nantinya, setelah lokakarya dilangsungkan, masing-masing kelompok diharapkan dapat menciptakan dampak positif melalui serangkaian kampanye #JagaBareng yang akan mereka lakukan baik secara Daring maupun Luring dengan pendampingan para fasilitator dari Mitra Muda UNICEF Indonesia.


Gambar 5. Penyerahan dukungan Seed Funding


Sebagai puncak acara yang paling dinanti oleh semua peserta, kunjungan ke kantor UNICEF Indonesia pun ikut mengisi rangkaian lokakarya di mana para peserta diperkenalkan mengenai seksi-seksi yang ada di UNICEF Indonesia, seperti seksi komunikasi, penggalangan dana, nutrisi(gizi), dan perlindungan anak. Selama kunjungan berlangsung, para peserta nampak sangat antusias berdiskusi, berbagi pandangan, serta menceritakan pengalaman. 


Beberapa peserta memberikan testimoni terkait rangkaian kegiatan #JagaBareng ini, Sri (17) asal Subang “Acara hari ini sangat insightful, banyak pengalaman baru, banyak kegiatan baru yang kami laksanakan di sini. yang tentunya didampingi oleh kakak - kakak dari UNICEF Indonesia, dan Mitra Muda Indonesia sebagai faslitator dimana kita mendapat insight yang sangat bagus. Dan kami berharap insight ini dapat kami manfaatkan dengan menyebarluaskan untuk kami menebar kebermanfaatan di wilayah masing - masing”. Oktaviani (20) dari Semarang juga memiliki pendapat yang serupa “kesan untuk acara hari ini, sangat seru. di sini kita mendapatkan banyak ilmu dari kakak - kakak fasilitator, Mira Muda, UNICEF, dan lainnya.” Rivaldo (17) asal Medan menambahkan “Seru banget! dapat teman baru, pengalaman baru, ilmu dan pembelajaran baru, bahkan ada hadiah.”


Menempati penghujung rangkaian lokakarya #JagaBareng, tim UNICEF Indonesia juga melakukan paparan singkat kepada para peserta mengenai panduan koordinasi dan visibilitas penggunaan logo yang kemudian ditutup secara resmi oleh Ibu Astrid selaku Spesialis Perlindungan Anak UNICEF Indonesia.



Artikel ini ditulis oleh dua kontributor dari Mitra Muda, Erwin Mahendra Eka Saputra dan Muhammad Alif Dzulfikar.

See by the numbers how we are engaging youth voices for positive social change.
EXPLORE ENGAGEMENT
UNICEF logo