Opinions Cerita Tentang Kami Engagement Reports Join Now
Join U-Report, Your voice matters.
CERITA
Menjadi Suara untuk Kesehatan Remaja: Pameran Inovasi IMPACT Oleh U-Report FunDoo x Youth4Health CIMSA


Terdapat lebih dari 45 juta remaja berusia 10-19 tahun di Indonesia. Sensus penduduk 2020 menunjukkan bahwa generasi Z (usia 10-25 tahun) merupakan kelompok terbesar, mencakup 27,94% dari total populasi negara. Namun semua ini bisa menjadi ancaman jika anak mudanya tidak sehat. Meskipun angka kematian remaja terus menurun, namun beberapa faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) mulai menggantikan penyebab utama kematian dan disabilitas di Indonesia. 


Penelitian mengungkapkan tiga masalah utama yang mempengaruhi kualitas hidup remaja Indonesia adalah kesehatan mental, pencegahan penyakit tidak menular, dan perubahan iklim serta kesehatan lingkungan. Survei Kesehatan Mental Remaja Nasional Indonesia (I-NAMHS) melaporkan bahwa satu dari tiga remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental, sementara satu dari dua puluh remaja Indonesia menderita gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. Ini setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja di seluruh negeri. Selain itu, Riset Kesehatan Dasar 2018 mengungkapkan bahwa lebih dari 3 juta remaja merokok secara rutin. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional menunjukkan 26,93% penduduk Jawa Barat adalah perokok. Mayoritas perokok (58,7%) mengkonsumsi lebih dari 60 batang rokok per minggu, sementara 26,53% merokok antara 30 hingga 60 batang per minggu. Permasalahan ini diperparah oleh polusi udara di sebagian besar wilayah Indonesia yang mencapai tingkat PM2 atau kategori risiko sedang, yang dikaitkan dengan berbagai dampak PTM. 


Remaja di Kota Bandung menghadapi tantangan kesehatan ini setiap hari sehingga dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan jangka panjang. Sesuai dengan Pasal 12 Konvensi Hak Anak (KHA), remaja berhak didengar dan berpartisipasi secara autentik dan bermakna dalam segala hal yang mempengaruhi mereka. Hal ini menunjukkan pentingnya mengambil langkah praktis dan segera untuk mencegah PTM, terutama selama masa remaja (10-19 tahun).


Hal ini akhirnya  mendorong CIMSA Indonesia berkolaborasi bersama UNICEF untuk menginisiasi para remaja di Kota Bandung dalam mengambil langkah efektif melalui kegiatan “Youth For Health: IMPACT” dengan tujuan mendukung para pemuda untuk menerapkan ide-ide inovatif dan menginspirasi anak muda wilayah Bandung mengenai inovasi remaja di bidang kesehatan. Proses pembuatan inovasi para remaja juga didampingi oleh beberapa fasilitator diantaranya, yaitu: Harun, Bara, Hilda, Chysara, dan Rasyid.


Gambar 1. Penyerahan penghargaan peserta Youth4Health yang terlibat dalam proyek inovasi kesehatan remaja


Puncak pelaksanaan kegiatan ini berupa pameran Y4H: IMPACT Bandung dan promosi inovasi digital berbasis chatbot FunDoo Digital Life Coach dari U-Report UNICEF Indonesia. Adapun rangkaian puncak kegiatan adalah sebagai berikut:

  1. Presentasi kelompok remaja dengan memperkenalkan inovasi remaja di bidang kesehatan kepada institusi pemerintah, yaitu Dinkes Kota Bandung, Disdik Kota Bandung, DP3A Kota Bandung, serta perwakilan anak muda.

  2. Pembacaan policy brief suara pemuda untuk kesehatan remaja Kota Bandung, penyerahan penghargaan peserta Y4H: IMPACT Bandung, perkenalan FunDoo, dan diakhiri dengan Promosi FunDoo Chatbot seri LINDUNGI (Edukasi Hidup Sehat Tanpa Tembakau).


Gambar 2. Pembacaan Policy Brief suara pemuda untuk kesehatan remaja Kota Bandung oleh perwakilan Dinas Kesehatan Kota Bandung

Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 50 remaja di Bandung yang kemudian dibagi ke dalam 10 kelompok, dengan rincian Kelompok A, B, C, D, E, F, 1, 2, 3, 4. Kelompok A, yaitu Alviani, Belva, Ineveni, Soulidee, Talitha, dan Trisha mengangkat isu adolescent smoking yakni membuat inovasi berupa Webtoon Taubat dengan tujuan mengambil langkah preventif, yaitu memberikan edukasi melalui pembuatan komik webtoon. Sementara itu Kelompok B, yaitu Trisna, Ridho, Luqman, Ardhia, dan Raffa mengambil topik berupa kesehatan mental untuk mendorong lebih banyak anak muda dalam meningkatkan kesadaran untuk mengubah stigma di masyarakat yang menganggap bahwa orang yang membutuhkan psikolog adalah orang gila. Padahal, sangat wajar bagi remaja membutuhkan teman curhat di luar lingkungan sekolahnya, seperti berkonsultasi dengan psikolog. 


Gambar 3. Perwakilan kelompok sedang melakukan presentasi inovasi “Sipandu Berani” untuk edukasi berhenti merokok pada remaja


Pada Kelompok C, yang beranggotakan Maliha, Aliyyah, Zalfa, Keke, dan Nazwa merencanakan penyelenggaraan aktivitas berupa screening test kesehatan mental dan talkshow terkait isu self-diagnose. Begitu pun dengan Kelompok D, yaitu Anindra, Asianna, Azalia, Aziza, Raidah, dan Syalwa yang mengangkat isu kesehatan mental dengan inovasi berupa Positive Affirmation Box yang diharapkan mampu menjadi tempat berbagi cerita atau curhat secara rahasia.


Selain itu, terdapat juga inovasi dari kelompok E dan F yang mengangkat isu yang sama berupa perubahan iklim dan polusi udara dengan anggota masing-masing kelompok, yaitu Hammam, Jason, Fajar dari kelompok E dan Maghfi, Garnis, Angel, Inry, Sofi dari kelompok F. Inovasi dari Kelompok E dengan menciptakan sebuah aplikasi bernama sign a tour yang merupakan bentuk gerakan mencintai transportasi umum untuk mengurangi polusi udara. Sementara Kelompok F membuat inovasi menarik berjudul Morabali Board Game, yakni merepresentasikan sebuah papan bermain yang dibuat menggunakan bahan ramah lingkungan yang mendorong setiap pemain yang terlibat dapat menjelaskan secara rinci bagaimana merencanakan implementasi ide-ide untuk mengurangi dampak buruk perubahan iklim serta polusi udara.


Gambar 4. Perwakilan UNICEF Office of Innovation sedang melakukan presentasi perkenalan FunDoo kepada peserta pameran IMPACT


Setelah agenda presentasi berakhir, dilanjutkan dengan pembacaan policy brief suara pemuda untuk kesehatan remaja Kota Bandung dan penyerahan penghargaan kepada tiap para inovator Y4H: IMPACT Bandung. Kemudian, ditutup dengan perkenalan dan promosi FunDoo Chatbot seri LINDUNGI. FunDoo merupakan inovasi edukasi digital menggunakan teknologi chatbot untuk membekali generasi muda dengan memanfaatkan platform berbasis chatbot U-Report milik UNICEF. Chatbot ini tersedia di WhatsApp, Telegram, Instagram, dan Facebook Messenger. Saat ini, di Indonesia masih berfokus pada topik kesehatan dan kesehatan mental remaja, kesadaran tentang vaksin HPV, keterampilan hidup abad ke-21, penyakit tidak menular, dan pengetahuan tentang tema-tema yang menarik bagi anak muda.


Gambar 5. Sesi foto bersama dengan seluruh peserta, panitia, dan tamu undangan


Kami berharap kedepannya kegiatan kolaboratif yang melibatkan anak muda dapat terus terjalin dan dapat memberikan dampak positif yang lebih besar. Dengan  semangat dan kerjasama bersama anak muda, tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terutama mengenai pencegahan penyakit tidak menular dapat terwujud segera dengan lebih baik serta efektif.

Penulis: Arini & tim CIMSA 

Editor: Shabrina Dwi Nova, Dinda Audreya Azhari Barenns, & M. Aldi Rahman

See by the numbers how we are engaging youth voices for positive social change.
EXPLORE ENGAGEMENT
UNICEF logo