Opinions Cerita Tentang Kami Engagement Reports Join Now
Join U-Report, Your voice matters.
CERITA
Anak Muda dan COP29: Mengangkat Suara Generasi Masa Depan untuk Aksi Iklim

Konferensi Perubahan Iklim ke-29 (COP29) yang diadakan di Baku, Azerbaijan, pada 12-22 November 2024, menjadi momen penting dalam upaya global mengatasi krisis iklim. Mengusung tema “Integrating Climate Resilience into Key Sectors: A Call for Justice and Action”, acara tahunan ini memiliki fokus utama untuk mengedepankan komitmen negara-negara di seluruh dunia untuk memiliki kebijakan yang lebih inklusif terhadap keadilan iklim, khususnya untuk kelompok rentan, seperti anak-anak dan komunitas di wilayah terdampak krisis iklim.  

Krisis Iklim: Ancaman untuk Anak-Anak dan Generasi Mendatang 

Dalam diskusi COP29, berbagai pihak menyoroti dampak krisis iklim yang tidak proporsional terhadap anak-anak.  Banjir, kekeringan, dan bencana alam lainnya tidak hanya menghancurkan ekosistem, tetapi juga melumpuhkan akses anak-anak terhadap pendidikan, kesehatan, dan keamanan pangan. UNICEF Indonesia dalam laporannya “Analisis Lanskap Iklim untuk Anak-Anak Indonesia” mengungkapkan bahwa lebih dari 43 juta anak di Indonesia terpapar bencana hidrometeorologi, gelompang panas, hingga terpapar polusi udara. Selain itu, hasil survei U-Report Indonesia yang melibatkan 7.461 responden menunjukkan bahwa 91% anak muda menganggap perubahan iklim sebagai ancaman besar terhadap kehidupan anak-anak di Indonesia. Temuan ini menegaskan tindakan mendesak untuk melindungi hak dan kesejahteraan anak-anak di tengah krisis iklim yang semakin parah. 

Bersama Solar Generation, Amalia Narya melakukan advokasi dan mengedukasi lebih dari 2.000 anak muda Indonesia tentang energi terbarukan sebagai solusi krisis iklim. Ia juga mendukung Lady Farmer melalui inovasi solar dryer yang membantu mereka beradaptasi terhadap perubahan iklim dengan cara menjaga kualitas rasa dari kopi yang dipanen dan diolah menggunakan energi surya. Cara ini menjadi upaya yang diinisiasi oleh Amalia dan komunitasnya untuk memperkuat ketahanan kelompok marjinal yang terancam oleh perubahan iklim. 

Isu ini menjadi sorotan utama bagi banyak delegasi, termasuk Amalia Narya, perwakilan Mitra Muda UNICEF Indonesia. Sebagai salah satu panelis di Paviliun Indonesia, Amalia menegaskan pentingnya hak setiap anak dan anak muda untuk memiliki hidup di lingkungan yang aman dan sehat, serta pentingnya mendorong upaya kolektif dalam menghadapi perubahan iklim melalui advokasi, edukasi, dan aksi nyata. 

“Anak muda bukan hanya korban perubahan iklim, tetapi juga inovator yang membawa solusi. Dengan dukungan yang tepat, kita dapat menciptakan dampak nyata,” ujar Amalia dalam sesi diskusi tersebut. Amalia juga memanfaatkan momen di COP29 untuk mendorong Declaration on Children, Youth, and Climate Action agar segera dioperasionalkan. Ia mengingatkan bahwa anak muda memiliki kemampuan luar biasa untuk menjadi penggerak perubahan. 

 

 

Gambar 1. Amalia sebagai panelis di Paviliun Indonesia untuk menyuarakan aksi nyata anak muda Indonesia. 

Peran Anak Muda di COP29 

Keterlibatan Amalia Narya sebagai salah satu pemimpin muda di COP29 semakin terlihat nyata melalui berbagai sesi, seperti Youth-Led Climate Forum dan Child-Focused Climate Finance. Dalam forum-forum ini, para pemimpin muda dari seluruh dunia, termasuk Amalia, memberikan ide-ide inovatif yang menyoroti pentingnya integrasi ketahanan iklim di berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, dan pertanian. 

 

Gambar 2. Aksi anak muda dalam COP Presidency Forum terkait tindakan pemimpin dunia untuk lebih kuat dalam melindungi hak dan masa depan anak-anak. 

Adapun beberapa poin penting yang didiskusikan oleh para pemimpin muda dalam kegiatan COP29, diantaranya:  

  1. Hanya 25% NDC saat ini yang mengakomodasi kebutuhan spesifik anak-anak, sehingga kebijakan iklim perlu diperbaiki untuk menjadi lebih sensitif terhadap anak. 

  1. Pembiayaan iklim harus diarahkan ke infrastruktur yang responsif terhadap kebutuhan anak, terutama di daerah-daerah tertinggal. 

  1. Anak muda harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan agar solusi iklim lebih berkelanjutan dan inklusif. 

Arah Masa Depan: Solusi Berbasis Anak dan Anak Muda 

COP29 bukan hanya ajang untuk membahas solusi teknis tetapi juga panggung untuk menciptakan perubahan sosial yang inklusif. Salah satunya adalah dengan mendesak pemerintah dan lembaga global untuk mengalokasikan anggaran khusus bagi program yang berbasis anak dan pemuda. Keterlibatan aktif generasi muda, seperti yang dicontohkan Amalia, menjadi bukti bahwa perubahan nyata hanya dapat dicapai dengan pendekatan yang inklusif di semua lapisan masyarakat. 

“Keadilan iklim bukan hanya soal mengurangi emisi, tetapi tentang memberikan masa depan yang adil bagi anak-anak di seluruh dunia. COP29 adalah awal dari perjalanan panjang untuk mewujudkannya,” ucap Amalia. 

Gambar 3. Amalia saat pada saat Networking session di dalam Water Pavilion 

Sebagai generasi yang akan mewarisi bumi, suara anak-anak yang disampaikan oleh anak muda seperti Amalia menjadi pengingat bagi para pemimpin dunia untuk bertindak secara berkeadilan dan bertanggung jawab. 

Penulis: Amalia Narya Saleha 

Editor: M. Aldi Rahman & Imam Soedardji 

See by the numbers how we are engaging youth voices for positive social change.
EXPLORE ENGAGEMENT
UNICEF logo