“#ASIK parah!” merupakan kesan paling tepat untuk menggambarkan workshop (lokakarya) “Y-Harmony” yang diikuti oleh Alif, salah satu delegasi Mitra Muda UNICEF Indonesia yang memiliki advokasi di sektor air, sanitasi dan kebersihan atau yang disebut “#ASIK”. Kegiatan partisipatif yang diprakarsai oleh Kementerian PUPR (KemenPUPR) ini, berlangsung di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama empat hari pada tanggal 9-13 Oktober 2024, dalam rangka merayakan Hari Habitat Sedunia. Selama pelaksanaan, kegiatan ini melibatkan 50 anak muda dari seluruh Indonesia yang memiliki latar belakang yang beragam, mulai dari konten kreator, aktivis organisasi masyarakat sipil dan anak muda, akademisi, badan usaha, hingga mahasiswa.
Gambar 1. Alif sedang Memimpin Yel-Yel bersama 50 Delegasi Muda
Pada hari pertama dengan suasana ala angkringan Yogyakarta yang bertempat di Hotel Grand Mercure Yogyakarta, para delegasi diajak untuk menyimak paparan dari tiga pembicara yang secara aktif mendorong keterlibatan anak muda untuk berperan dalam meningkatkan sanitasi Indonesia yang lebih baik. Dipandu oleh Kak Lona, diskusi ini menghadirkan Kak Bamsut, Kak Dwi, dan Kak Alex yang berlangsung selama dua jam dengan berbagai narasi positif. Kak Bamsut, inisiator “Teens Go Green”, menyampaikan tiga resep jitu untuk bisa menciptakan dampak positif, yakni dengan terus bertanya dan ingin tahu, familiar dengan ekosistem, serta mempertahankan konsistensi. Di akhir sesi, ia juga memberikan pesan inspiratif, “Buat anak muda, kalau kalian tidak dikasih kursi, yuk kita bawa kursi sendiri aja!”.
Tidak kalah serunya dengan hari pertama, Kak Eno Bening pun turut memeriahkan hari kedua lokakarya “Y-Harmony” dengan pembahasan menariknya mengenai bagaimana menciptakan narasi di ruang-ruang daring untuk mendorong keterlibatan anak muda dalam isu sanitasi. “Daripada mencari sebanyak-banyaknya, carilah audiens setepat-tepatnya”, ujarnya.
Kegiatan berlanjut di gedung Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada, para delegasi berhasil dibuat terpukau dengan sajian pertunjukan “Wayang Sampah” yang kental dengan makna, salah satunya “Dengan berdiam diri, sama halnya membiarkan sampah mengalahkan kita”.
“Gur dewe-dewe ki ra ngara dadi. Kudune pemerintah, pihak swasta lan masyarakat (utamine anak muda) gotong-royong! Jikalau sendiri-sendiri ini tidak akan kesampaian. Harusnya pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat bahu-membahu!” - Dialog Wayang Sampah.
Rangkaian lokakarya terus berlanjut dengan menghadirkan tiga pemuda inspiratif, yaitu Nina, Kak Hara dan Kak Diana yang aktif menyuarakan isu persampahan. Dalam dialog interaktif bertajuk “Youth for Habitat and Sanitation in Unified Environment”, para pembicara menekankan pentingnya generasi muda dalam berkontribusi dalam isu lingkungan. Satu dari pesan inspiratif yang disampaikan oleh Kak Hara adalah, “We cannot do everything. If we can do, then we must do it!”.
Gambar 2. Proses Pemilahan Sampah di TPST Kabupaten Sleman, DIY
Pada hari ketiga menjadi rangkaian lokakarya paling sibuk karena para delegasi diajak untuk mengamati secara langsung proses pengolahan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Kemudian para delegasi juga diajak berkunjung ke fasilitas sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas) Mendiro untuk belajar bagaimana nilai gotong royong dapat menjadi modal utama dalam pengelolaan sanitasi terpadu di tingkat kampung. Pada akhir kegiatan hari ketiga, Alif berkesempatan untuk menyampaikan gagasannya mengenai strategi pelibatan anak muda dalam isu sanitasi melalui platform “Muda #ASIK” (Instagram: @mudaasik_) yang ia gagas setelah keterlibatannya dalam Forum Air Dunia ke-10 di Bali setahun yang lalu.
Gambar 3. Alif di depan Dinding Deklarasi Anak Muda untuk Sanitasi
Sebagai puncak acara dan wujud komitmen KemenPUPR dalam pengarusutamaan peran anak muda untuk isu sanitasi, maka para delegasi mendapatkan momentum untuk menyusun “Deklarasi Anak Muda untuk Sanitasi” sekaligus menyampaikannya secara langsung di depan Pak Basuki, eks Menteri PUPR 2014-2024. Selama proses penyusunan, Alif berhasil mengadvokasikan frasa “Sanitasi Aman” yang juga sudah menjadi target global, agar dapat dimasukkan ke dalam teks deklarasi. Hal ini bertujuan untuk menyelaraskan semangat anak muda di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dalam menciptakan dampak baik untuk sanitasi.
Adapun deklarasi Anak Muda untuk Sanitasi tersebut adalah sebagai berikut:
Konsistensi menjalankan gaya hidup, bersih, dan sehat
Mendorong kepedulian sesama anak muda dalam mewujudkan sanitasi aman
Meningkatkan kolaborasi pentahelix dalam meningkatkan kualitas sanitasi aman di Indonesia
Tertarik untuk menjadi bagian barisan anak muda peduli sanitasi yang lebih baik? Teman-teman bisa memulainya dengan menerapkan tiga poin deklarasi di atas dalam kehidupan sehari-hari, diawali dari tingkat paling kecil dan sederhana, misalnya dari diri sendiri, keluarga, maupun teman sekelas. “Ingat! kamu tidak pernah sendiri!”. Bersama, kita bisa menjadi generasi masa depan yang peduli dengan isu sanitasi.
Penulis: Alif Dzulfikar
Editor: M. Aldi Rahman & Imam Soedardji