Opinions Cerita Tentang Kami Engagement Reports Join Now
Join U-Report, Your voice matters.
CERITA
Api Harapan Pembaharuan di Tengah Segala Keterbatasan: Narasi Advokasi Muda dari Tanah Banua, Kalimantan Selatan

“..Yang menolak takluk pada keterbatasan, mengajarkan kita bahwa manusia tak akan pernah menyerah pada keadaan. Bagaimanapun sulitnya tantangan, akan selalu ada anak muda yang menginginkan roda perubahan untuk terus berjalan”.  

C:\Users\HP\Downloads\DSP01088.JPG
Gambar 1. Alvian bersama para peserta elatihan Advokasi Pembaharu Muda Kalimantan Selatan 

Berasal dari kota kecil di Kalimantan Selatan, membuat Alvian sadar bahwa mereka dihadapkan oleh akses sumber daya minim untuk menciptakan gerakan transformasi dalam perubahan sosial. Melalui kesempatan mengikuti pelatihan Youth Champion Training di Nepal yang diselenggarakan oleh UNICEF, dia mendapatkan berbagai sumber daya serta kerangka kerja strategis dalam menggerakkan advokasi di tingkat akar rumput. Sekembalinya ke Tanah Banua, Alvian menggerakkan 40 anak muda lainnya untuk menjadi seorang pembaharu muda dalam berbagai proses pemberdayaan selama 3 hari melalui kolaborasi antara UNICEF, Literasi Anak Banua dan Dinas Perpustakaan dan Arsip yang bertajuk “Pelatihan Advokasi Pembaharu Muda Kalimantan Selatan” yang dilaksanakan pada tanggal 8-10 November 2024.  

   C:\Users\HP\Downloads\DSP01118.JPG
Gambar 2. Para peserta pelatihan saat mengikuti sesi stakeholder mapping 

Azzam salah satu peserta pelatihan bernarasi jika ini adalah pertama kalinya dia mengenal istilah advokasi, selama ini dia tidak pernah mendengar istilah ini. Melalui pelatihan advokasi anak muda tersebut, dia bercerita bahwa banyak sekali istilah baru yang dia dapatkan seperti partisipasi bermakna ataupun tools baru yang bisa digunakan dalam ruang advokasi seperti stakeholder mapping. Pelatihan ini juga membuka lini pengetahuan baru untuk berdampak pada isu yang diminati yaitu memperjuangkan status quo hak-hak dasar khususnya pada daerah terpencil.  

“Pada kegiatan ini, tidak hanya kami belajar istilah baru dan alat advokasi tapi  kami juga diberikan ruang aman untuk bertumbuh dan memperdalam ilmu kami khususnya pada ruang advokasi”, ujar Azzahra Purwanto, salah satu peserta pelatihan advokasi pembaharu muda. Bagaimana tidak, melalui proses 3 hari ini, semua orang bebas mengekspresikan diri mereka dan menciptakan ruang aman dalam prosesnya. Pelatihan ini juga berhasil membangun ekosistem inklusif yang mencakup berbagai latar belakang, seperti teman-teman disabilitas dan kondisi geografis yang beragam, mulai dari desa hingga perkotaan.  Disini kami bersatu menjadi keluarga untuk belajar dan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam upaya menyelesaikan berbagai isu yang ada di daerah kami.  

C:\Users\HP\Downloads\DSP04658.JPG
Gambar 3. Proses pelatihan oleh para trainer kepada para peserta dalam memperkenalkan ruang advokasi 

Tidak hanya para peserta namun salah satu trainer, Nabila bertutur bahwa pada pelatihan ini dia tidak hanya memberikan banyak pembelajaran cara penggunaan guidelines pada Youth Advocacy Guidelines oleh UNICEF, tapi dia juga belajar berbagai hal baik dari modul maupun dari para peserta yang terlibat dalam kegiatan ini . Nabila baru saja terjun beberapa tahun belakangan ini dalam ruang advokasi khususnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak yang terpinggirkan. Pada kesempatan yang sama melalui modul pelatihan dan sebagai trainer, dia mendapatkan kesempatan untuk belajar kembali mengenai sumber daya baru dalam memperkaya gerakan advokasi yang ada untuk menjadi lebih berdampak. Melalui kesempatan ini pula, Nabila bertutur jika dia belajar banyak dari peserta lainnya tentang isu-isu baru yang jarang terdengar seperti literasi nutrisi, cyberbullying hingga xenophobia. Ia juga percaya bahwa pelatihan ini menjadi sebuah ruang untuk terus belajar berbagai hal mengenai advokasi anak muda. 

Nara, seorang peserta lainnya juga berkata bahwa untuk pertama kalinya dia tau bahwa kesehatan mental itu sangat penting bagi diri kita dan sebelum bisa menolong orang lain, maka kita harus menolong diri sendiri dahulu. Ia juga menambahkan bahwa dia baru menyadari jika menjaga lahir batin kita adalah hal yang penting karena selama ini seringkali kita sebagai manusia mementingkan orang lain sebelum diri sendiri. Selain itu, pelatihan ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk meninggalkan ruangan jika merasa tidak nyaman, yang menurut Nara adalah pengalaman pertama kalinya ia mengikuti pelatihan yang benar-benar inklusif. 

 

  
Gambar 4. Foto bersama Alvian, para trainer, dan peserta pelatihan Advokasi Pembaharu Muda Kalimantan Selatan 

Perjalanan tiga hari ini bukanlah akhir, melainkan awal dari eksplorasi dan kontribusi yang lebih besar oleh para pembaharu muda Kalimantan Selatan. Berbekal pengetahuan baru terkait sumber daya dalam ruang advokasi, para pembaharu muda ini siap menciptakan ruang-ruang perubahan di penjuru Kalimantan Selatan serta menciptakan harapan di tengah segala keterbatasan. Indonesia tidak hanya besar dengan obor di Jakarta, tetapi akan terang oleh nyala api-api kecil dari mereka yang terpinggirkan. Sebagai generasi muda, para pembaharu muda Kalimantan Selatan ini bergerak memperjuangkan mereka yang tidak terdengar dan luput dari perhatian. Sebab, ketika anak muda bergerak, pembaharuan akan tergugah.  

Penulis: Alvian Wardhana
Editor: M. Aldi Rahman & Imam Soedardji

See by the numbers how we are engaging youth voices for positive social change.
EXPLORE ENGAGEMENT
UNICEF logo