Opinions Cerita Tentang Kami Engagement Reports Join Now
Join U-Report, Your voice matters.
CERITA
Aksi Sehat Remaja Kenambai Umbai: Advokasi Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) untuk Remaja Papua

Di Papua, terdapat sebuah fakta bahwa 1 dari 7 anak perempuan cenderung bolos saat mereka mendapatkan menstruasi. Hal ini disebabkan tidak tersedianya fasilitas pendukung MKM di sekolah, seperti toilet yang kurang memadai, stigma buruk yang masih melekat di masyarakat terkait menstruasi, serta banyaknya mitos-mitos yang beredar dan minimnya fakta yang diberitakan. Bukan hanya disekolah, miskonsepsi terkait menstruasi ini terjadi di berbagai tempat, termasuk di gereja.  


Papua menjadi salah satu daerah dengan penganut agama Kristen terbanyak di Indonesia, gereja merupakan tempat komunitas Kristen ini berkembang secara masif dan progresif. Kami melihat para pemuda ini dapat menjadi motor penggerak advokasi MKM untuk anak dan remaja yang ada di lingkungan gereja.  

 

 

Gambar 1. Remaja Papua saat Mengikuti Advokasi Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) 

 

Forum Indonesia Muda Regional Jayapura menggandeng LKS Blessing dan juga PAM GKI Klasis Sentani menginisiasi program Aksi Sehat Remaja Kenambai Umbai dalam upaya mengadvokasi anak usia 10-16 tahun untuk mengimplementasi MKM (Manajemen Kebersihan Menstruasi) di gereja dan sekolah. Kenambai Umbai berasal dari bahasa daerah Sentani yang artinya “Bersama-sama”. Hal ini merepresentasikan bagaimana persatuan pemuda-pemudi Papua dalam mewujudkan kebaikan-kebaikan menuju perubahan.  Kegiatan ini melibatkan 28 fasilitator yang memiliki visi untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menyebarkan informasi terkait MKM di Kabupaten Jayapura. Tidak hanya itu, sebanyak 18 Anggota FIM Jayapura juga turut andil selama 3 bulan masa project yang dimulai sejak Juni hingga Agustus 2024.  

 

Melihat potensi ini, kami yakin anak muda Papua banyak yang memiliki keresahan yang sama seperti kami. Hadirnya inisiasi terkait Advokasi Manajemen Kebersihan Menstruasi di Lingkungan Gereja dan Sekolah telah melatih 28 fasilitator pada Training of Trainers (ToT) tanggal 14-15 Juni 2024 di Aula SMPN 2 Sentani. Para fasilitator berasal dari 13 titik intervensi yang terdiri dari 9 denominasi gereja, 3 sekolah, dan 1 komunitas  (FIM Jayapura juga melakukan Intervensi langsung di 2 titik di luar 13 titik yang tercantum).  

 


Gambar 2. Aksi Intervensi Langsung yang dilakukan saat Mengedukasi Advokasi Manajemen Kebersihan Menstruasi


Rangkaian aksi ini dimulai dengan audiensi kepada OPD terkait yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura dan Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, serta Persekutuan Gereja-Gereja Papua yang memayungi gereja yang ada di Provinsi Papua. Lalu, dilanjutkan dengan orientasi Manajemen Kebersihan Menstruasi untuk Anak Muda Papua yang melibatkan FIM Jayapura, LKS Blessing, dan juga PAM GKI Klasis Sentani dalam peningkatan kapasitas. Kemudian, kami melatih para fasilitator dari titik intervensi, dengan orientasi yang dilakukan pada tanggal 1 Juni 2024. Aksi berlanjut dengan pelaksanaan Pelatihan Fasilitator Aksi Sehat Remaja Kenambai Umbai pada tanggal 14-15 Juni 2024, yang mengundang para stakeholder yang telah kami datangi saat audiensi, dengan melibatkan lebih dari 18 anggota pelaksana kegiatan, 28 peserta, serta 7 pemateri.  

 

Kami menemukan banyak fakta baru di lapangan, banyak anak yang sangat senang dan antusias mendengar apa yang para fasilitator sampaikan. Aksi para fasilitator ini tergabung dalam Kegiatan Pelaksanaan RTL Aksi Sehat Remaja Kenambai Umbai dan juga diawasi langsung oleh Tim Aksi Sehat RemajaKU. Kegiatan ini berhasil menjangkau 440 anak yang jauh melampaui target awal yaitu hanya 150 anak usia 10-14 tahun. Hal ini bisa tercapai karena tidak terlepas dengan adanya kerja sama tiap pihak, yaitu UNICEF, FIM, Pendeta, PAM, serta sekolah.  

 

Gambar 3. Remaja Papua saat Belajar mengenai Menstruasi


“Kakak, sekarang di toilet sekolahku sudah di taro kaca loh” kata Josina Labobar, siswa SMAN 1 Sentani. Penyediaan fasilitas pendukung MKM juga merupakan salah satu hasil dari kegiatan ini. “Kak, sa baru tau kalo tra boleh makan nanas pas menstruasi itu cuma mitos.” ujar Grace Sorontou peserta Aksi di gereja. Tidak hanya itu, dari pihak sekolah juga sudah menyetujui bahwa anak yang sudah ikut TOT juga bisa mendapatkan waktu 2-3 jam untuk mengadvokasi terkait MKM saat MPLS, hal ini dikonfirmasi Ibu Reni selaku Guru SMA Asisi.  


Gambar 4. Edukasi Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) di SMPN 1 Sentani 


Rangkaian kegiatan ini ditutup dengan selebrasi oleh 2 organisasi penerima Seed Funding UNICEF, yang menghadirkan para stakeholder untuk melakukan penandatanganan komitmen serta mengadakan talkshow terkait Hak Anak dengan judul: Aman Tanpa Kekerasan, Sehat Tanpa Batas.  

 

Aksi Sehat Remaja Kenambai Umbai ini tidak berakhir begitu saja, sampai saat ini telah ada 6 titik yang melapor akan menjalankan aksi ini secara mandiri dengan menggunakan dan memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki. Sebagai sebuah organisasi, kami berkomitmen akan mengadakan Advokasi MKM ini di dalam Project Prioritas kami yaitu Papua Social Project dimana kami datang ke kampus-kampus yang ada di kabupaten untuk menggerakkan semangat literasi dan mengadvokasi terkait Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM).  

Penulis: Farah Arifa Handayani Mandola
Editor: M. Aldi Rahman & Imam Soedardji

See by the numbers how we are engaging youth voices for positive social change.
EXPLORE ENGAGEMENT
UNICEF logo