Opinions Cerita Tentang Kami Engagement Reports Join Now
Join U-Report, Your voice matters.
CERITA
Anak Muda dan Pemerintah: Peluncuran Kerja Sama RI-UNICEF 2021-2025!


JAKARTA, 28 Januari 2021 – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia Debora Comini meluncurkan Program Kerja Sama Pemerintah Republik Indonesia dan UNICEF periode 2021-2025.




Para gubernur dari delapan provinsi program kerjasama ini juga menegaskan komitmennya, mulai dari Aceh, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, sampai Papua dan Papua Barat.




Hal senada juga disampaikan tujuh perwakilan anak muda yang antusias untuk berkomitmen mendukung pemenuhan hak anak di Indonesia. Isandi Rafael, remaja berusia 15 tahun yang berperan sebagai penggerak gizi di Klaten, memaparkan aksi nyatanya untuk pemenuhan gizi, termasuk penambahan zat besi untuk remaja perempuan. Andi Reski atau biasa dipanggil Eki, fasilitator muda asal Makassar dalam program manajemen kebersihan menstruasi juga berharap agar semakin banyak anak muda yang ikut terlibat, mengambil peran, berpartisipasi dalam program UNICEF perihal manajemen kebersihan menstruasi ataupun program pemerintah lainnya. 


Bukan hanya gizi dan kebersihan menstruasi saja, anak muda juga mulai menyadari perihal kesehatan mental, loh. “Semoga pemerintah dapat membentuk wadah untuk anak muda agar bisa ikut menyuarakan isu kesehatan mental”, ungkap Giant Resky Mangori, perwakilan anak muda asal Papua Barat yang juga peserta di Ruang PEKA (Peduli Kesehatan Mental) UNICEF Indonesia.




Sementara itu, salah seorang fasilitator program pelatihan remaja dari Kupang, Ferina Futboe, menyampaikan harapannya agar lebih banyak anak muda terlibat aktif untuk berkolaborasi dan mendukung program pengembangan anak. Anak muda juga harus tangguh, menjadikan momentum Covid-19 sebagai pembelajaran untuk lebih berperan aktif. “Kami percaya kekuatan jaringan anak muda dalam memerangi hoaks terkait Covid-19 di media sosial,” ungkap perwakilan pemuda Aceh, Farhan Atidi.




Selain hoaks, apa lagi ya yang bisa dilakukan di era digital? “Semoga semakin banyak program pendidikan dan pelatihan soft-skill bagi kita generasi muda terutama di bidang teknologi dan digitalisasi karena perkembangan teknologi yang sangat pesat dan kita sebagai generasi muda harus mampu terlibat di dalam kemajuan tersebut”, ungkap Regita Widyasari, perwakilan anak muda asal Jakarta yang juga peserta Digital Innovation Challenge dari UNICEF Indonesia. Achmad Harun Arrasyid, salah satu agen Roots (program anti-bullying) Jawa Tengah di Pesantren Al-Anwar Rembang juga berupaya menciptakan perilaku positif pada teknologi di era milenial ini. Fokus Harun utamanya terletak pada media sosial agar lebih banyak anak-anak dan anak muda terhindar dari cyberbullying


Wah, seru ya! Mau lihat langsung video aspirasi mereka? Yuk cek linknya dengan klik di sini.


See by the numbers how we are engaging youth voices for positive social change.
EXPLORE ENGAGEMENT
UNICEF logo